Langsung ke konten utama

HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2018

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2018

A. LATAR BELAKANG 

Ketika rakyat berinisiatif untuk berjuang demi meraih kemerdekaan dengan membentuk berbagai perkumpulan, lebih dari seabad lalu, kita nyaris tak punya apa-apa selain semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa. Namun sejarah kemudian membuktikan bahwa dua hal mendasar yang melekat pada setiap insan Indonesia itu saja telah cukup, asal bersatu dalam cita-cita yang sama: Kemerdekaan bangsa. 

Bersatu, adalah kata kunci ketika kita ingin mencapai cita-cita yang sangat mulia namun pada saat yang sama tantangan yang mahakuat menghadang di depan. Boedi Oetama memberikan contoh bagiamana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal suku akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan. 

Boedi Oetomo menjadi satu penanda bahwa bangsa  Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan. Presiden Pertama dan Ploklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno, mengatakan bahwa dengan Boedi Oetomo untuk pertama kalinya kita mulai menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan itu. 

"Pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan ide, satu naluri pokok daripada bangsa Indonesia. 

Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagi bangsa. Cara baru itu ialahan cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan", ucap Soekarno. 

Para pendahulu yang berkumpul itu memberikan yang erbaik bagi terbentuknya bangsa melalui organisasi. Bukan pertama-tama dengan memberikan harta atau senjata, melainkan dengan komitmen sepenuh jiwa raga. Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana saat itu, mereka terus menghidup-hidupi api nasionalisme dalam diri masing-masing. 

Seratus sepuluh tahun kemudian bangsa ini telah tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju, sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Rakyatnya telah menikmati hasil perjuangan para pahlawannya berupa meningkatnya perekonomian, kesehatan, pendidikan, meski belum sempurna. Keringat dan darah pendahulu bangsa telah menjelma menjadi hamparan permadani perikehidupan yang nyaman dalam rengkuhan kelambu kemerdekaan. 

Kalau sekarang bangsa ini punya apapun yang dibutuhkan, seharusnya kita terinspirasi bahwa dengan kondisi embrio bangsa seabab lalu yang berada dalam rundungan kepapaan pun kita mampu menghasilkan energi yang dahsyat untuk membawa kepada kejayaan.  Apalagi, kini ketika kita memiliki hampir segalanya untuk berbuat lebih bagi kebangkitan bangsa, tak berkekurangan dalam sumber daya alam dan sumber daya manusia. 

Pada awal tahun 2018 ini, Presiden Joko widodo menyatakan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) akan menjadi fokus Pemerintah pada tahun 2019, menggantikan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pada 2015-2018. Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi dan secara simultan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya. 

Bayangkan jika kita sepenuhnya berhasil membangun sumber daya manusia unggul dari seluruh dari 260-an juta lebih penduduk negeri ini. Bercermin dari Keberhasilan Boedi Oetomo menggalang ide nasionalisme mulai dengan segelintir orang seabad lalu, maka apa jadinya jika seluruh sumber daya manusia unggul kita saat ini berhimpun dalam ide nasionalisme yang sama, dalam cita-cita untuk kejayaan bangsa yang sama?

Kekayaan alam, betapapun, merupakan sumber daya yang terbatas Butuh segudang prasyarat untuk bisa dieksploitasi, pun selalu ada limit untuk menggenjot pemanfaatannya. Sedangkan sumber daya manusia kita menyediakan kapasitas dan kapabilitas yang sangt luas utnuk dikembangkan. Kebangkita sumber daya manusia Indonesia secara bersama-sama dan kompak, tanpa terdistraksi oleh godaan-godaan yang kontraproduktif, akan membawa kepada kejayaan bangsa, selain secara otomatis bagi individu-individunya sendiri. 

Oleh sebab itu tema "PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA MEMPERKUAT PONDASI KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA DI ERA DIGITAL" dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2018, ini harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkita secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia. 

B. TUJUAN 

Tujuan peringatan 110 tahun kebangkitan Nasional Tahun 2018 adalah untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan kita sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan moral dan etika berbangsa dan bernegara, mempererat persaudaraan untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa kita ke depan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

C. TEMA

Tema peringatan 110 Tahun kebangkitan Nasional tanggal 20 Mi 2018 adalah : "PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA MEMPERKUAT PONDASI KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA DI ERA DIGITAL".

D. LOGO


E. POKOK-POKOK KEGIATAN 

Kegiatan yang dilaksanakan dalam peringatan 110 Tahun Harkitnas adalah: 

1. Upacara Bendera

Upacara bendera memperingati 110 Tahun kebangkitan Nasional tahun 2018 dilaksanakan secara serentak pada hari Senin tanggal 21 Mei 2018 oleh seluruh karyawan kantor/lembaga/instansi Pemerintah dan Swasta di seluruh Indonesia, seluruh lembaga pendidikan di semua tingkatan baik negeri maupun swasta, kantor lembaga negara, serta seluruh Kantor Perwakitan RI/Kedutaan Besar yang ada di luar negeri. 

Tata Upacara Bendera: 

i. Pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih 

ii. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya 

iii. Mengheningkan Cipta

iv. Pembacaan Naskah-naskah: 

  a. Pancasila;

  b. Pembukaan UUD 1945;

  c. Naskah-naskah lain yang disesuaikan dengan penyelenggaraan Upacara. 

v. Pembacaan naskah Pidato Menteri Komunikasi dan Informatika menyambut 110 Tahun Peringatan Hari Kebangkita Nasional oleh inspektur upacara. 

vi. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan (Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, dll)

vii. Pembacaan do'a (do'a disusun dan dibacakan oleh masing-masing instansi penyelenggara upacara).

2. Seminar dan Dialog Interaktif

3. Ziarah ke Taman Makan Pahlawan

4. Lomba Pidato bagi ASN Antar Kementerian/Lembaga/Pemda

5. Bakti Sosial

6. Koordinasi, Publikasi dan Dokumentasi 

* (selengkapnya silahkan langsung download file Pedoman Harkitnas Resmi dari Kominfo Tahun 2018 pada link download yang sudah kami sediakan di bawah).

Demikianlah tadi beberapa cuplikan isi dari Lampiran II Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 596 tahun 2018 tentang Pembentukan Panitia Penyelenggara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2018, yang didalamnya juga terdapat Pedoman Penyelenggaraan Peringatan hari Kebangkitan Nasional Tahun 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAR BANKOM GABUNG PENCARIAN KORBAN HANYUT DI KALI SHIORI GUNUNGPATI

SEMARANG - Info masuk ke Posko Induk 24 jam pada Sabtu (28/1/2023) sekitar jam 13.05 WIB bahwa dilaporkan Info awal 1 anak hanyut disungai Shiori wilayah Kelurahan Cepoko Gunungpati.  12 Personil anggota Bankom meluncur bergabung bersama SAR Gabungan untuk melakukan pencarian korban yang diduga hilang sesuai laporan yang diterima Posko Induk 24 Jam Bamkom. Menurut informasi kejadian awal sekitar jam 12.30 WIB telah terjadi anak tenggelam di sungai, kronologi kejadian 5 orang anak sedang mencuci motor di sungai lalu korban ingin berenang di sungai karena arus lumayan besar dan korban tidak bisa berenang lalu korban tenggelam terseret di pusaran arus sungai. Korban atas nama  Arkhan Attaya Amerzaki, Laki laki usia 13 tahun, alamat  Rejosari RT.01 RW.04 Kelurahan Ngijo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Polsek Gunungpati, Basarnas, BPBD Kota Semarang, bersama warga dan tim SAR Gabungan melakukan pencarian dan penyelaman dilokasi awal, seki

BANKOM IKUT UPACARA HUT BHAYANGKARA KE-76 KENAKAN PECALANG BALI.

SEMARANG - Selasa (5/7/2022) puncak peringatan HUT Bhayangkara ke-76 tingkat Nasional diperingati di Kota Semarang, tepatnya di Akademi Kepolisian (AKPOL) jl. Sultan Agung No. 131 Candi Baru Semarang.  Ketua Bankom Giri Purdyanto mengiktruksikan sesuai kebutuhan 35 Anggota Bankom diploting ikut  memeriahkan puncak HUT BHAYANGKARA Ke-76 tahun.  25 personil menjadi tim utama Bankom sebagai peserta upacara dengan mengenakan baju Pecalang yaitu keamanan keagamaan khas Bali dan 5 Personil melekat dengan Polsek Ngaliyan. Inspektur upacara Presiden Ir. H. Joko Widodo dan dihadiri para pejabat tinggi negara.  Kegiatan berjalan lancar sampai selesai. (laporan) 

Pertempuran 5 Hari Di Semarang

Minggu (14/10) Jalur menuju Tugu Muda sudah ditutup oleh Polisi sejak sore, Ruah tumpah masyarakat hadir untuk mengikuti prosesi acara peringatan tersebut. Para veteran atau pejuang tempo dulu juga terlihat hadir memenuhi kursi undangan. hanyut ketika rentetan senapan dan suara meriam menggelegar dari sudut gereja katedral Tugu Muda,seiring terbayang pertempuran kala itu oleh para pejuang Semarang melawan Jepang. Para pemuda-pemudi menampilkan drama pertempuran lima hari di Semarang di Tugumuda pada Minggu (14/10/18) Drama teatrikal itu sendiri dipentaskan untuk mengenang peristiwa bersejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang, dimana saat itu terjadi dalam rentang waktu 14 Oktober hingga 19 Oktober 1945. tentara Jepang enggan menyerahkan senjatanya pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sehingga memicu perlawanan dari pemuda Kota Semarang. Dalam sejarah tersebut, salah satu peristiwa yang paling dikenal dan menjadi adalah gugurnya dr. Kariadi. Dimana peri